RPPyang saya buat bertema lingkunganku, subtema keluargaku. Berisi materi tentang anggota keluarga, tata tertib dalam keluarga, dan adab terhadap orang tua serta orang yang lebih tua. Memuat tujuan supaya anak mampu mengenal anggota keluarganya, mampu bersikap santun terhadap semua anggota keluarga, terutama kepada orang tuanya.
ADAB TERHADAP GURU DAN ORANG TUAADAB ORANG TUA TERHADAP GURU ANAKNYA Kata “adab” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kehalusan, kesopanan, akhlak, atau bisa juga budi pekerti. Orang tua adalah bapak laki-laki beserta ibu perempuan yang menjadi perantara adanya diri kita di dunia ini. Semua manusia tentu dilahirkan melalui perantara keduanya ayah dan ibu , kecuali tiga orang. Tanpa keduanya ayah dan ibu, tentu saja keberadaan kita tidak akan ada di dunia ini. Islam sebagai agama yang sempurna tentu saja memiliki aturan-aturan umum tentang bagaimana akhlak atau sikap seorang anak terhadap orang tua nya masing-masing. Perintah untuk bersikap sopan santun, dan berakhlak mulia terhadap orang tua ini tentu saja banyak kita dapati dalam kitab al-Qur’an ataupun hadits. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” Beliau menjawab “ Berbakti kepada orang tua”, Kemudian aku bertanya “Dan apa lagi Nabiyyullah saw.?”. Dari keterangan hadits di atas, berbakti beradab kepada orang tua menempati urutan yang kedua. Hal ini membuktikan bahwa betapa penting dan mulianya akan beradab kepada orang tua tersebut. dalam surat al-Israa’ 17 ayat 13 dan 14 di atas, ada berbagai macam bentuk bagaimana adab seorang anak kepada orang tuanya. Dilarang untuk berkata “ah” atau “cis” kepada kedua orang tua kita masing-masing. Merendahkan diri di hadapan orang tua ibu-bapak dengan landasan sifat kasih dan sayang. Mempraktekkan adab kepada orang tua ini ketika sedang berada di sekolahan dapat dilakukan dengan cara Berusaha terus menerus istiqomah dalam menjaga nama baik diri sendiri dan orang tua. Ketika berada di lingkungan sekolah, maka berusaha menjadi siswa yang baik dan berdisiplin dalam mengerjakan tugas. Seorang anak yang memiliki adab kepada kedua orang tua nya, tentu saja dapat merasakan beberapa hal berikut ini Mengajar di sini maksudnya melatih, mendidik, dan memberikan suatu pelajaran tertentu. Tetapi, dalam perkembangan zaman atau pun ilmu pengetahuan yang baru komputer misalnya . Artinya, baik guru-guru itu masih aktif mengajar atau guru-gurunya yang sudah pensiun karena faktor usia. Berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik, sehingga tidak mengecewakan hati guru. Memperhatikan dengan baik dan benar materi ataupun pelajaran yang disampaikan oleh guru. Adapun simulasi dari adab kepada guru ini antara lain adalah sebagai berikut Pada suatu hari ketika Hasan siswa kelas 8 pulang ke rumah membonceng saudaranya, tiba-tiba di jalan ia melihat guru matematika-nya menuntun kendaraannya karena bocor. Kemudian Hasan pun turun, dan menyuruh saudaranya untuk pulang lebih dahulu, karena jarak rumahnya sudah tidak terlalu jauh lagi. Setelah itu Hasan pun menyapa guru Matematika-nya tersebut dan meminta kendaraan gurunya untuk dituntun sampai tempat tambal ban terdekat. Setelah itu Hasan pun menyapa guru Matematika-nya tersebut dan meminta kendaraan gurunya untuk dituntun sampai tempat tambal ban terdekat. Ratih pun diberikan izin guru bahasa Indonesia nya untuk mengambilkan spidol tersebut. Dengan kedekatan hubungan batin ini akan memberikan kemudahan dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru kepada muridnya Membuat hati kita menjadi senang dan bahagia akan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru Dari penjelasan mengenai adab kepada orang tua dan guru di atas, adalah Memiliki adab kepada orang tua dan guru adalah wajib hukumnya Adab kepada orang tua antara lain adalah tidak berkata ah’ kepada keduanya, tidak berbuat dan berkata kasar, rendah diri di hadapan keduanya, mendoakannya baik ketika masih hidup ataupun sudah meninggal dunia, dan lain-lainnya Sebutan guru adalah bagi siapa saja yang mampu memberikan pengertian, pembelajaran, pelatihan, atau suatu arahan dari suatu hal. Seorang teman atau pun saudara juga bisa menjadi guru dalam hal tertentu. Sehingga bisa menjadi pengamalan dari ayat al-Qur’an dan hadits yang tercantum di atas. ADAB TERHADAP GURU DAN ORANG TUA Allah Subhaanahu wa Ta’aala mewajibkan hamba-hamba-Nya untuk berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan memposisikan bakti pada orang tua setelah tauhid kepada Allah SWT. Oleh karena itu setiap muslim harus memiliki adab yang baik dalam bergaul dengan orang tua. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk berbuat baik kepada keduanya, seperti beberapa hal ini Mendoakannya dari kejauhan semoga Allah beri pahala atas ilmu yang sudah ia ajarkan Mengambil manfaat dari kebaikan sang guru, dan tidak mencontohnya andai kata ia melakukan kekhilafan. Dengan rendah hati maka ilmu akan mudah masuk dalam diri murid ADAB ORANG TUA TERHADAP GURU ANAKNYA Gurusiana adalah paltform blogging yang dikhususkan untuk kalangan Guru, Dosen ataupun Pengajar Non Gelar Lainnya. Newsletter Want more stuff like this? Get the best viral stories straight into your inbox!

PeranOrang Tua Terhadap Anak. Posted on Juli 25, 2009 by Forsan Salaf. Permasalahan: Akhir-akhir ini umat Islam, khususnya anak-anak hingga remajanya lebih cenderung diarahkan orangtuanya untuk mengikuti persaingan atau lomba bernyanyi dari pada diajari mengaji Al-Qur’an. Bahkan acara tersebut melibatkan peran orangtuanya untuk

MENURUT Imam Al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444 setidaknya ada lima 5 adab orang tua terhadap anak-anaknya sebagai berikut“Adab orangtua terhadap anak, yakni membantu mereka berbuat baik kepada orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan melebihi batas kemampuannya; tidak memaksakan kehendak kepada mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat kepada Allah SWT; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang salah.” BACA JUGA Suami-Istri, Perhatikan Adab-adab Ini di Tempat Tidur Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima adab orang tua kepada anak-anaknya sebagai berikut Pertama, membantu anak-anak bersikap baik kepadanya Sikap anak kepada orang tua sangat dipengaruhi sikap orang tua kepada mereka. Jika orang tua sayang kepada anak-anak, mereka tentu akan membalas dengan kebaikan yang sama. Tidak mungkin anak-anak bersikap baik kepada orang tua, jika mereka diperlakukan semena-mena. Oleh karena itu ketika orang tua bersikap baik kepada anak-anaknya, sesungguhnya orang tua telah mendidik dan membantu anak-anaknya menjadi anak yang baik pula. Kedua, tidak memaksa anak-anak berbuat baik melebihi batas kemampuannya Orang tua perlu memahami psikologi perkembangan agar anak-anak dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan fase-fase perkembangannya. Tidak bijak apabila anak-anak yang masih duduk di bangku TK sudah diperintahkan berpuasa sehari penuh selama Ramadhan. Mereka memang perlu dilatih berpuasa tetapi tidak boleh seberat itu. Demikian pula tidak bijak apa bila orang tua memaksakan kehendaknya agar mereka selalu menduduki ranking 1 di kelasnya, misalnya, sementara kemampuannya kurang mendukung. Ketiga, tidak memaksa anak-anak saat susah Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan susah, misalnya karena kehilangan sesuatu yang menjadi kesayangannya seperti binatang kesayangan atau lainnya. Pada saat seperti ini orang tua sebaiknya dapat memahmi psikologi anak dengan tidak menambahi bebannya. Misalnya, orang tua melakukan perintah-perintah yang banyak dan berat sehingga menambah beban anak. Justru sebaiknya orang dapat menghibur dan membesarkan hati anaknya bahwa Allah akan mengganti apa yang hilang dari anak itu dengan sesuatu yang lebih baik. Keempat, tidak menghalangi anak-anak untuk berbuat taat kepada Allah SWT Tidak sebaiknya orang tua menghalangi anak-anak ketika mereka bermaksud melakukan ketaatan kepada Allah SWT, misalnya, berlatih puasa sunnah Senin-Kamis. Tetapi memang orang tua perlu memberi arahan untuk tidak berpuasa dahulu, misalnya, ketika kondisi anak sedang sakit. Orang tua perlu menjelaskan bahwa beberapa orang diperbolehkan tidak berpuasa, misalnya orang-orang yang sedang sakit, atau seorang ibu yang sedang menyusui anaknya yang masih kecil. Untuk puasa Ramadhan memang harus diganti apabila ditinggalkan, edang puasa sunnah tidak harus diganti. Kelima, tidak membuat anak-anak sengsara disebabkan pendidikan yang salah Adalah kewajiban orang tua mendidik anak dengan sebaik-baiknya sehingga anak memiliki ilmu yang cukup dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan. Apabila orang tua tidak cukup membekali anak dengan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan dan malahan memanjakannya, maka hal ini bisa menyengsarakan anak di kemudian hari. Anak bisa bodoh dan tidak mandiri dalam banyak hal sehingga tidak bisa menolong dirinya sendiri apalagi orang lain. Keadaan seperti ini akan membuat anak sengsara dalam hidupnya. BACA JUGA 8 Adab Ketika Bangun Tidur 2-habis Singkatnya kelima hal di atas, yakni mengkondisikan anak sanggup dan mampu berbuat baik kepada orang tua, menghargai prestasi anak dalam meraih hal yang baik sesuai batas kemampuannya, mengerti perasaan anak ketika mereka sedang susah, mendukung anak untuk berbuat ketaatan kepada Allah SWT, dan membuat anak mampu hidup bahagia dengan pendidikan yang benar, merupakan adab atau etika minimal yang perlu dilakukan setiap orang tua kepada anak-anaknya. Demikianlah Imam Al-Ghazali memberikan resep kepada kita untuk menjadi orang tua yang baik. []
Orangtua dalam Islam dituntut untuk bersungguh-sungguh membina, memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Tujuannya agar anak-anak tersebut selamat dunia akhirat. Dalam melaksanakan kewajiban kepada anaknya, para orang tua pun harus didasarkan pada motivasi yang benar yaitu ikhlas dan memiliki sikap keteladanan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang pasti diberikan kepada peserta didik di Sekolah. Peranan penting telah diduduki oleh guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Diantara tugas dan peran guru PAI adalah menyampaikan ilmu yang berdasarkan tuntunan agama Islam, mengajarkan tentang perilaku yang sesuai dengan pedoman agama Islam, yaitu Al—Qur’an dan Hadist, dan memberikan contoh atau teladan yang baik bagi peserta ini sudah banyak perguran tinggi yang meluluskan guru-guru PAI yang berkompetensi, dan siap disebarkan di seluruh penjuru negri. Peranan guru PAI yang telah disebutkan diatas tadi selalu menjadi momok tersendiri. Pasalnya guru PAI selalu dikaitkan dengan moral siswa. Beberakali kerap ditemui peristiwa yang mana dalam peristiwa itu seoalah memojokan dan menjatuhkan harga diri seorang guru PAI. Kasus kenakalan siswa seoalah hanya menjadi PR untuk guru PAI saja, contohnya seperti kasus bullying, tawuran, balap liar, dan krisis moral lainnya. Dengan adanya kasus kenakalan siswa banyak diaantaranya yang menanyakan “siapa guru PAImu?”, pertanyaan tersebuat seoalah-olah menyalahkan guru PAI yang tidak bisa mengajarkan perilaku yang baik, berbudi pekerti yang baik, dan adab sopan santun yang sesuai dengan norma. Padahal jika diperhatikan lebih dalam lagi, pendidikann moral pada anak tidak terlepas dari pendidian yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Jadi tidak sepantasnya guru PAI saja yang seolah disudutkan begitu saja, akan tetapi juga harus melihat bagaimana latarbelakang siswa dan pola pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya. Salah satu faktor penyebab terjadinya kasus kenakalan siswa\remaja adalah faktor internal, yaitu faktor kepribadian dan keluarga. kepribadian remaja tercermin dalam kepribadian oraang tuanya. Sudah menjadi kewajiban orang tua memberikan teladan yang baik untuk anak-anaknya. Seperti halnya dijelaskan dalam hadist yang berarti “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Amir bin Abdullah bin Al Zubair dari Amru bin Sulaim Al Zuraqi dari Abu Qatadah Al Ansari, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah salat dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Dan menurut riwayat Abu Al Ash bin Rabiah bin Abdu Syamsi, ia menyebutkan, jika sujud beliau letakkan anak itu dan bila berdiri beliau gendong lagi.” Bukhori.Dalam hadist tersebut dapat disimpulkan, bahwa sudah seharusnya orang tua mengajak dan mencontohkan perilaku yang baik, karena setiap pasti akan menirumu perilaku kedua orang tuanya. Peranan orang tua dalam pendidikan moral anak tidak hanya sampai disitu saja. Hanya memberikan contoh itu tidak cukup untuk anaknya. Tapi orang harus memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak-anaknya. Orang tua juga harus memenuhi kewajiaban dan hak kepada anaknya. Dengan terpenuhinya kasih sayang, kewajiban dan hak orang tuanya, serta teladan yang baik dari orang tuanya akan memberikan rasa cukup pada jiwa sang anak. Sehingga anak akan berperilaku baik dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang kurang terpuji, seperti kasus kenakalan remaja yang merugikan diri anak tetapi tidak semua orang tua mampu memenuhi kebutuhan psikis dan rohaniah anak. Berdasarkan pengamatann, beberapa orang tua memiliki masalah dan kendala masing-masing. diantara kendala dan masalah tersebut adalah, sepasang suami istri yang bercerai sehingga berdampak pada anaknya, rendahnya perekonomian keluarga yang menyebabkan terhambatnya kebutuhan anak, kesibukan orang tua yang bekerja menyebabkan terbatasnya waktu untuk bermain atau sekedar mengobrol dengan anaknya. Hal demikianlah yang menyebabkan krisis identitas bagi sebagian remaja sehingga menyebabkan kenakalan-kenakalan yang mereka tunjunkkan pada lingkungan identitas dan krisis moral pada remaja atau siswa mennjadi perhatian besar bagi sekolah dan orang tua yang harus segera diselesaikan. Diantara upaya yang dilakukan untuk mengembalikan jatidiri remaja dan meperbaiki moral siswa, yang seharusnya dilakukan oleh orang tua adalah, membangun hubungan yang sehat dengan anak, meluangkan lebih banyak waktu dengan anak, memberikan perhatian yang cukup, memenuhi kebutuhan anak semampunya, dan memperbaiki pola asuh. Kemudian upaya sekolah dalam membantu orang tua untuk mengembalikan jatidiri remaja dan meperbaiki moral siswa adalah mengajarkan norma-norma agama saat berlangsungnya pelajaran, mengenali siswa dan memahami latarbelakang siswa sehingga tidak melabeli siswa “nakal”, menjembatani siswa dan orang tua untuk memperbaiki kedekatan psikis mereka, dengan mengadakan event-event yang bermanfaat seperti kajian\seminar parenting untuk orang tua dan hipnoterapi untuk siswa. Dengan demikian upaya-upaya tersebut dapat dilakukan kerjasama antar orangtua dengan sekolah, untuk mengurangi kenakalan siswa, memperbaiki moral siswa, dan memperbaiki krisis identitas pada siswa. Sehingga dapat membantu mewujudkan pendidikan yang berkualitas, dan sumber daya manusia yang bemanfaat. Lihat Pendidikan Selengkapnya
1 Dapat Menerima nilai keramahan dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari. 2. Dapat Membiasakan sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari. Pembukaan Apersepsi . Anak Soleh dan solehah pada pertemuan sebelumnya kita belajar tentang Adab belajar dan bermain. Dalam Islam, anak wajib berbakti kepada orang tua. Ada sederetan adab terhadap orang tua yang tertulis di Al-Qur’an dan hadis yang harus dipatuhi anak. Berbuat baik kepada orang tua adalah salah satu pintu masuk menuju bagaimana dengan adab orang tua terhadap anak? Walaupun anak tidak akan bisa membalas jasa orang tua yang tak terhitung jumlahnya, bukan berarti orang tua bisa berbuat apa saja terhadap anak. Dalam Islam juga diatur bagaimana adab orang tua yang baik terhadap Menasihati dengan cara yang baikilustrasi ibu menasihati anaknya PfennigAnak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, mereka akan banyak berbuat kesalahan. Mereka mungkin tidak tahu atau terdorong nafsunya sehingga membuat khilaf. Ini adalah salah satu cara anak-anak belajar tentang benar dan anak berbuat salah, tugas orang tua untuk memberitahukan letak kesalahannya dan memberinya nasihat. Tidak perlu emosi atau marah saat menasihatinya, karena adab menasihati dalam Islam adalah dengan lemah lembut dan kata-kata yang baik. Allah bahkan menyuruh Nabi Musa untuk menasihati Fir’aun dengan lemah lembut, padahal Fir’aun adalah raja yang sangat zalim dan jelas kekafirannya. Hal ini tertulis dalam Al-Qur'an surat Thaha ayat 44 Hendaknya kalian berdua ucapkan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat atau takut kepada Allah. 2. Bersikap lemah lembut dan tidak berbuat kasarilustrasi ayah memeluk anak perempuannya KrasnikovaTingkah laku anak-anak terkadang bisa sangat menguji kesabaran orang tua. Padahal orang tua juga manusia, yang bisa lelah, capek atau sakit. Saat anak sedang membuat ulah yang membuat hati kesal, ingat bahwa Islam melarang bersikap kasar kepada anak. Tetaplah sabar dan menjauhlah sebentar dari anak-anak untuk menenangkan diri, agar tidak terjadi kekerasan pada sebuah hadis dijelaskan bahwa Allah menyukai sikap lemah lembut dan akan memberikan ganjaran untuk orang yang bisa bersikap demikian. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda Hai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut. Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah akan memberikan kepada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras, dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya.HR Muslim 3. Bersikap adililustrasi ayah bermain bersama dua anaknya Fairytale Mempunyai anak lebih dari satu, berarti harus siap membagi perhatian sama adilnya terhadap semua anak. Tidak boleh ada anak yang merasa diberikan kasih sayang dalam porsi yang berbeda dengan saudaranya. Rasulullah pun sudah menegaskan tentang pilih kasih ini dalam sebuah hadis. Beliau menegur salah seorang sahabatnya yang pilih kasih terhadap anak-anaknya. Dari Nu’man bin Basyir ra bahwasannya ayahnya datang membawanya menemui Rasulullah Saw, dia berkata, “Sungguh aku telah memberi pemberian berupa seorang hamba sahaya milikku kepada anakku ini.” Kemudian Rasulullah Saw berkata, “Apakah semua anakmu mendapat pemberian seperti anakmu ini?” Ayah An-Nu’man menjawab, tidak. maka Rasulullah Saw pun bertanya, “Apakah engkau senang apabila mereka anak-anakmu semuanya berbakti kepadamu dengan sama?” Lalu ayah An-Nu’man menjawab, “Aku mau wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah Saw bersabda “Kalau begitu, jangan kau lakukan pilih kasih.” HR. Muslim Baca Juga 5 Adab Ini Harus Dilakukan saat Bertengkar dengan Orang yang Lebih Tua 4. Bersabar dalam mendidikilustrasi ibu sedang menasihati anak satu kewajiban orang tua adalah mendidik anak-anaknya, terutama dalam hal agama. Mengajarkan salat, puasa dan berbagai kewajiban lainnya agar mereka terbiasa mengerjakan perintah-perintah Allah kelak ketika dewasa. Tapi proses mendidik ini tidak mudah dan lama, serta membutuhkan kesabaran. Jangan mudah menyerah jika anak belum tertarik untuk mengikuti apa yang diperintahkan, teruslah berdoa kepada Allah dan bersabar dalam ayat di Al-Qur’an yang menyuruh manusia untuk bersabar, salah satunya ada dalam Surat Al-Anfal ayat 46 Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar. 5. Tidak memaksakan kehendakilustrasi ayah dan anak beraktivitas bersama orang tua, terkadang merasa tahu apa yang terbaik untuk anak. Padahal anak juga manusia yang mempunyai keinginan sendiri. Selama keinginannya tidak bertentangan dengan syariat Islam, sebaiknya orang tua mendukungnya, sambil terus diberikan arahan dan masukan. Belajarlah mendengarkan keinginan anak dan jangan memaksakan keinginan hanya karena ambisi pribadi orang menegaskan bahwa orang tua tidak boleh memaksakan kehendak, misalnya dalam hal pernikahan, seperti yang disebutkan dalam hadis berikut Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, sedangkan perawan maka ayahnya harus meminta persetujuan dari dirinya. Dan persetujuannya adalah diamnya. HR. Muslim no. 1421, dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma Jadi bukan hanya anak yang punya aturan adab terhadap orang tua, tapi orang tua pun punya adab yang harus diperhatikan terhadap anak. Bagaimanapun orang tua adalah pemimpin bagi anaknya dan cara orang tua mendidik anak kelak akan dimintakan tanggung jawabnya oleh Allah. Dengan menjalankan adab-adab ini, tentunya kita berharap anak-anak dapat tumbuh menjadi orang yang berakhlak mulia. Baca Juga 5 Adab Mendaki Gunung, Jangan Langgar Pantangan! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. ad_1] loading Al-Qur’an dan hadis sering kali berpesan agar manusia berbakti dan menunjukkan adab yang baik kepada orang tuanya. Akan tetapi orang tua juga dituntut untuk bersikap yang baik terhadap anaknya. Baca juga: Mengajak Anak Berlatih dan Belajar Puasa Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad dalam Kitab An-Nahsihud Diniyyah menganjurkan Buku ini menjelaskan hakikat, validitas, dan kontribusi Tafsir Tarbawi di Indonesia. Di dalamnya membahas karya-karya Tafsir Tarbawi yang diterbitkan di Indonesia dari tahun 2002 sampai 2018 20 buku. Tema-tema yang dibahas dalam buku ini adalah apa sesungguhnya fungsi al-Qur’an bagi pengembangan ilmu pendidikan Islam dalam Tafsir Tarbawi di Indonesia?; Apakah sebagai sumber rujukan nilai saja atau juga sebagai sumber pengembangan ilmu atau teori?. Lebih lanjut pertanyaan tersebut dirinci dalam tiga pertanyaan sebagai berikut pertama, apa hakikat Tafsir Tarbawi di Indonesia?; kedua, apakah Tafsir Tarbawi ini bisa dikatakan sebagai karya tafsir? Jika iya, maka apakah ia valid dan bisa diterima?; dan ketiga, apa kontribusi Tafsir Tarbawi bagi pengembangan ilmu pendidikan Islam?. Penulis buku ini menyimpulkan, pertama, fungsi al-Qur’an bagi pengembangan Ilmu Pendidikan Islam dalam Tafsir Tarbawi di Indonesia lebih sebagai sumber nilai daripada sebagai sumber ilmu atau teori Pendidikan Islam, walaupun keduanya ada; kedua, Tafsir Tarbawi di Indonesia adalah tafsir al-Qur’an dengan pendekatan pendidikan, baik yang merupakan buku daras maupun kajian tafsir khusus; ketiga, Tafsir Tarbawi adalah corak tafsir al-Qur’an yang sah dan bisa diterima; dan keempat, bagaimanapun, karya-karya Tafsir Tarbawi telah berkontribusi bagi pengembangan Ilmu Pendidikan Islam, baik dalam tataran paradigma dan metodologi maupun hasil. Dari sisi paradigma dan metodologi, buku-buku Tafsir Tarbawi telah menawarkan pendekatan dan metode tafsir bagi pengembangan Tafsir Tarbawi tafsir bercorak pendidikan, sementara dari sisi hasil, buku-buku Tafsir Tarbawi di Indonesia bukan hanya telah turut mengokohkan konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip pendidikan Islam sebagai nilai, tetapi juga telah merumuskan ilmu atau teori Pendidikan Islam berupa komponen-komponen Pendidikan Islam. Tafsir Tarbawi dengan demikian berfungsi sebagai landasan teologis-skriptural sekaligus sebagai alat epistemologis-konseptual. Didikankeras dari orang tua itu sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan pemikiran seorang anak. Orang tua pastinya ingin anaknya menjadi yang terbaik, meskipun terkadang mereka mendidiknya dengan cara didikan keras. Sebagai anak tentunya harus bisa memahami apa kemauan dari orang tua. Orang tua pun harusnya bisa memahami kemauan Orang tua sesunguhnya tidak bebas berbuat apa saja kepada anak-anaknya. Ada adab atau etika tertentu yang harus diperhatikan para orang tua sehubungan adanya kewajiban anak-anak berbakti kepada mereka. Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444 setidaknya ada lima 5 adab orang tua terhadap anak-anaknya sebagai berikut أداب الوالد مع أولاده يعينهم على بره، ولا يكلفهم من البر فوق طاقتهم، ولا يلح عليهم في وقت ضجرهم ولا يمنعهم من طاعة ربهم، ولا يمن عليهم بتربيتهم. Artinya “Adab orang tua terhadap anak, yakni membantu mereka berbuat baik kepada orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan melebihi batas kemampuannya; tidak memaksakan kehendak kepada mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat kepada Allah SWT; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang salah.” Baca juga Anak Wajib Menafkahi Orang TuaDari kutipan di atas dapat diuraikan kelima adab orang tua kepada anak-anaknya sebagai berikutPertama, membantu anak-anak bersikap baik kepadanya. Sikap anak kepada orang tua sangat dipengaruhi sikap orang tua kepada mereka. Jika orang tua sayang kepada anak-anak, mereka tentu akan membalas dengan kebaikan yang sama. Tidak mungkin anak-anak bersikap baik kepada orang tua, jika mereka diperlakukan semena-mena. Oleh karena itu ketika orang tua bersikap baik kepada anak-anaknya, sesungguhnya orang tua telah mendidik dan membantu anak-anaknya menjadi anak yang baik pula. Kedua, tidak memaksa anak-anak berbuat baik melebihi batas kemampuannya. Orang tua perlu memahami psikologi perkembangan agar anak-anak dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan fase-fase perkembangannya. Tidak bijak apabila anak-anak yang masih duduk di bangku TK sudah diperintahkan berpuasa sehari penuh selama Ramadhan. Mereka memang perlu dilatih berpuasa tetapi tidak boleh seberat itu. Demikian pula tidak bijak apa bila orang tua memaksakan kehendaknya agar mereka selalu menduduki ranking 1 di kelasnya, misalnya, sementara kemampuannya kurang mendukung. Ketiga, tidak memaksa anak-anak saat susah. Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan susah, misalnya karena kehilangan sesuatu yang menjadi kesayangannya seperti binatang kesayangan atau lainnya. Pada saat seperti ini orang tua sebaiknya dapat memahmi psikologi anak dengan tidak menambahi bebannya. Misalnya, orang tua melakukan perintah-perintah yang banyak dan berat sehingga menambah beban anak. Justru sebaiknya orang dapat menghibur dan membesarkan hati anaknya bahwa Allah akan mengganti apa yang hilang dari anak itu dengan sesuatu yang lebih baik. Keempat, tidak menghalangi anak-anak untuk berbuat taat kepada Allah SWT. Tidak sebaiknya orang tua menghalangi anak-anak ketika mereka bermaksud melakukan ketaatan kepada Allah SWT, misalnya, berlatih puasa sunnah Senin-Kamis. Tetapi memang orang tua perlu memberi arahan untuk tidak berpuasa dahulu, misalnya, ketika kondisi anak sedang sakit. Orang tua perlu menjelaskan bahwa beberapa orang diperbolehkan tidak berpuasa, misalnya orang-orang yang sedang sakit, atau seorang ibu yang sedang menyusui anaknya yang masih kecil. Untuk puasa Ramadhan memang harus diganti apabila ditinggalkan, edang puasa sunnah tidak harus diganti. Kelima, tidak membuat anak-anak sengsara disebabkan pendidikan yang salah. Adalah kewajiban orang tua mendidik anak dengan sebaik-baiknya sehingga anak memiliki ilmu yang cukup dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan. Apabila orang tua tidak cukup membekali anak dengan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan dan malahan memanjakannya, maka hal ini bisa menyengsarakan anak di kemudian hari. Anak bisa bodoh dan tidak mandiri dalam banyak hal sehingga tidak bisa menolong dirinya sendiri apalagi orang lain. Keadaan seperti ini akan membuat anak sengsara dalam hidupnya. Singkatnya kelima hal di atas, yakni mengkondisikan anak sanggup dan mampu berbuat baik kepada orang tua, menghargai prestasi anak dalam meraih hal yang baik sesuai batas kemampuannya, mengerti perasaan anak ketika mereka sedang susah, mendukung anak untuk berbuat ketaatan kepada Allah SWT, dan membuat anak mampu hidup bahagia dengan pendidikan yang benar, merupakan adab atau etika minimal yang perlu dilakukan setiap orang tua kepada anak-anaknya. Demikianlah Imam Al-Ghazali memberikan resep kepada kita untuk menjadi orang tua yang baik. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta Sesuaidengan regulasi baru dengan terbitnya Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 183 Tahun 2019 Tentang Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab pada Madrasah, dan KMA Nomor 184 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah. KD 3.5 Menerapkan adab kepada orang tua dan guru beserta dalilnya 4.5

Al-Qur’an dan hadits sering kali berpesan agar manusia berbakti dan menunjukkan adab yang baik kepada orang tuanya. Al-Qur’an menjelaskan, kedua orang tua bersusah payah sejak anak dalam kandungan dan berjasa dalam merawatnya sampai tumbuh dewasa. Tetapi orang tua juga dituntut untuk bersikap yang baik terhadap anaknya. Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad dalam Kitab An-Nahsihud Diniyyah menganjurkan orang-orang tua untuk membantu anak mereka dalam berbakti kepadanya. Orang tua meski memiliki hak yang besar dianjurkan untuk lebih banyak memaafkan dan memberikan kemudahan bagi anak mereka agar anak-anak mereka tetap tergolong sebagai manusia yang berbakti kepada kedua orang tuanya. ويستحب للوالدين أن يعينوا أولادهم على برهم بالمسامحة وترك المضايقة في طلب القيام بالحقوق ومجانبة الاستقصاء في ذلك سيما في هذه الازمنة التي قل فيها البر والبارون وفشا فيها العقوق وكثر العاقون Artinya, "Orang-orang tua dianjurkan untuk membantu anak-anak mereka dalam berbakti kepada mereka dengan pemaafan, tidak membuat anak-anak cemas dengan menuntut kewajiban, dan menjauhi penyelidikan dalam masalah tersebut terlebih di zaman ini di mana sedikit sekali kebaktian dan anak-anak yang berkati kepada orang tua dan kedurhakaan mewabah, dan banyak orang-orang berbuat durhaka kepada orang tuanya," Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad, Nashaihud Diniyyah, [Indonesia, Darul Kutub Al-Arabiyyah tanpa tahun], halaman 62. Manusia memang tidak selalu dapat memenuhi keinginan orang tuanya di samping anak juga memiliki hak individu yang berbeda pandangan dan sikap dengan pandangan serta sikap orang tua. Bahkan banyak manusia mengecewakan dan menyakiti hati orang tuanya. Tetapi orang tua yang bijak dan pemaaf akan mendapat ganjaran besar dari Allah SWT. Dengan kebijaksanaan dan sikap pemaaf, mereka dapat menyelamatkan anaknya dari dosa durhaka. فإذا فعل ذلك وسامح أولاده سلمهم وخلصهم من اثم العقوق مما يترتب عليه من عقوبات الدنيا والآخرة وحصل له من ثواب الله وكريم جزائه ما هو أفضل وأكمل وخير وأبقى من بر الأولاد وقد قال عليه الصلاة والسلام رحم الله والدا أعان ولده على بره Artinya, "Jika orang tua melakukan itu dan memberikan lebih banyak pemaafan kepada anak-anaknya, niscaya ia telah menyelamatkan dan membebaskan mereka dari dosa durhaka yang berdampak pada siksa dunia dan akhirat. Ia berhak mendapat pahala dan kemurahan ganjaran Allah yang lebih utama, sempurna, baik, dan lestari dibandingkan tindakan berbakti anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda, Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepada orang tua yang membantu anaknya berbuat bakti kepada orang tua,’"Al-Haddad, tanpa tahun 62. Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad berpesan kepada orang tua agar selalu mendoakan yang terbaik baik anaknya karena doa itu akan memberikan manfaat baginya dan bagi anak-anaknya. Sayyid Abdullah Al-Haddad berpesan agar orang tua menahan diri dari mendoakan keburukan bagi anaknya karena hal itu hanya akan menambah durhaka dan mudharat di dunia bagi anak dan bagi dirinya sendiri. Sementara doa orang tua adalah doa mustajabah. فينبغي له أن يدعو له ولا يدعو عليه فقد يصلحه الله ببركة دعائه فيعود بارا فينتفع الوالد ببره وتقر عينه به ويفوز الولد بثواب البر ويسلم من اثم العقوق Artinya, “Orang tua seyogianya mendoakan yang baik, bukan yang buruk bagi anak-anaknya. Dengan begitu, niscaya Allah memberikan kemasahatan bagi anak-anaknya berkat doanya sehingga mereka kembali berbakti dan orang tua mereka menerima manfaat atas kebaktian anaknya dan itu menyenangkan hatinya. Sedangkan anak-anaknya beruntung dengan pahala kebaktian dan selamat dari dosa kedurhakaan.” Al-Haddad, tanpa tahun 62. Orang tua selayaknya mengingat-ingat nasihat Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad agar mereka dan anaknya tetap berada dalam kemaslahatan dan keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan

PortalMaduraCom - Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak. Mendidik dan mengajarkan hal-hal baik merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Langsung ke konten. Indeks Video. Beranda; - Bagaimana adab kita kepada orang tua? - Bagaimana adab kita kepada guru? -Sebutkan macam-macam akhlak kita terhadap guru?1. - Bagaimana adab kita kepada orang tua? - Bagaimana adab kita kepada guru? -Sebutkan macam-macam akhlak kita terhadap guru?2. 2. Mengapa kesusesan seorang siswa adalah tergantung dari kesungguhan ia belajar dan sikap dia terhadap guru dan orang tua? 3. bagaimana adab seorang siswa terhadap guru? 4. Bagaimana adab seorang anak terhadap kedua orang tuanya dalam memperoleh ilmu pengetahuan?3. yang dimaksud dengan birrul walidain? setiap anak wajib menghormati orangtuanya? adab-adab terhadap orang tua! pengertian Guru!​4. apa dampak tentang adab terhadap orang tua dan guru5. sebutkan adab terhadap orang tua dan guru​6. Puisi tentang adab terhadap orang tua dan guru7. sebutkan adab terhadap orang tua dan guru​8. Sebutkan 5 contoh adab anak patuh terhadap orang tua dan sebutkan 5 contoh adab murid patuh terhadap guru9. anak yang tidak beradab kepada orang tua tarmasuk anak yang​10. Ada yang tau adab kpd orang tua dan guru?11. pengertian adab terhadap guru dan orang tua12. yang dimaksud dengan birrul walidain? setiap anak wajib menghormati orangtuanya? adab-adab terhadap orang tua! pengertian Guru!​13. menjelaskan pengertian adab kepada orang tua dan guru14. Sebagai seorang anak, bagaimana adabkita terhadap orang tua?​15. Ringkasan "Adab Seorang Muslim Terhadap Orang Tua dan Guru"16. hadits tentang adab anak terhadap orang tua​17. 1. apa manfaat yang akan diperoleh oleh orang-orang yang mencari ilmu? 2. Mengapa kesusesan seorang siswa adalah tergantung dari kesungguhan ia belajar dan sikap dia terhadap guru dan orang tua? 3. bagaimana adab seorang siswa terhadap guru? 4. Bagaimana adab seorang anak terhadap kedua orang tuanya dalam memperoleh ilmu pengetahuan?18. pengertian adab terhadap orang tua dan guru??19. mensimulasikan adab kepada orang tua dan guru20. sebutkan hikmah beradab kepada orang tua dan guru 1. - Bagaimana adab kita kepada orang tua? - Bagaimana adab kita kepada guru? -Sebutkan macam-macam akhlak kita terhadap guru? mereka sebagai orang yg memelihara kita dan bersikap baik kpdnya karena restu allah adalah restu orang Guru dgn sopan kpdnya dan sungguh menghargainya karena dia la yg memberikan pengetahuan kpd kita 2. 2. Mengapa kesusesan seorang siswa adalah tergantung dari kesungguhan ia belajar dan sikap dia terhadap guru dan orang tua? 3. bagaimana adab seorang siswa terhadap guru? 4. Bagaimana adab seorang anak terhadap kedua orang tuanya dalam memperoleh ilmu pengetahuan?Jawaban 2. karena kita sukses dari doa orang tua kita dan bapak ibu guru kita3. tidak melawan kpd guru harus mendengarkan kata kata guru yang baik4. tidak melawan kpd orang tua kita sebab kita melawan kita tak akan bisa meraih cita cita kitaPenjelasan semoga membantu 3. yang dimaksud dengan birrul walidain? setiap anak wajib menghormati orangtuanya? adab-adab terhadap orang tua! pengertian Guru!​JawabanBirrul Walidain Arab بر الوالدين adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti berbuat baik kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu wajib ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah.[1][2] Birrul walidain merupakan bentuk silaturahim yang paling Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi ada akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang lebih tua usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda,[3][4] seorang ulama dalam bukunya juga menjelaskan hal yang serupa.[5] Dalam segala kegiatan umat Islam diharuskan untuk mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan ini berdasarkan perintah dari Malaikat Jibril,[6] karena dikatakan bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk salah satu mengagungkan Allah.[7]Akhlak ini telah dilakukan oleh para sahabat, mereka begitu menghormati terhadap yang orang yang lebih tua meskipun umurnya hanya selisih satu hari atau satu malam,[8][9] atau bahkan lahir selisih beberapa menit saja.[10]Alasan seorang anak atau seorang manusia harus menghormati kedua orang tua mereka ayah dan ibu adalah karena orang tua merupakan orang yang paling berjasa bagi kehidupan seseorang. Jasa kedua orang tua tidak dapat dibalas dengan harta atau materi membantah perkataan orang tua yang menyuruh dalam dengan orang tua dengan izin atau pamitan kepada orang tua ketika hendak keluar tangan kedua orang tau ketika baru tiba dirumah dan pada saat keluar dari adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. ... Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang Y kalo salah 4. apa dampak tentang adab terhadap orang tua dan guruJawabanDinilai orang baik dan di hargai dan di hormati orang lain 5. sebutkan adab terhadap orang tua dan guru​Adab terhadap orang tua antara lain adalah Tidak membantah perkataan orang tua yang menyuruh dalam kebaikan Berbicara dengan orang tua dengan sopan Meminta izin atau pamitan kepada orang tua ketika hendak keluar rumah Mencium tangan kedua orang tau ketika baru tiba dirumah dan pada saat keluar dari rumahSegera melakukan perintah orang tua dalam hal kebaikan Merawat kedua orang tau ketika mereka sedang sakit atau ketika sudah tuaPembahasan Adab terhadap guru antara lain adalahMendengar penjelasan guru dengan baik Tidak menyela penjelasan guru Bertanya ketika guru mempersilahkan untuk bertanya Menghargai dan menghormati guru ketika jumpa Mencium tangan guru setelah selesai guru mengajarPelajari lebih lanjutMateri tentang kebalikan dari sikap birrul walidain, di link tentang contoh sikap berbakti kepada guru yang berbeda kayakinan agamanya dengan kita, di link tentang alasan seseorang harus berbakti kepada orang tua dan kepada guru, di link tentang contoh perilaku berbakti kepada guru yang berbeda keyakinan, di link tentang kaitan ketauhidan dengan perilaku berbakti kepada dua orang tua dan guru, di link jawabanKelas XMata pelajaran AgamaBab Sayang, Patuh dan Hormat Kepada Orang Tua dan GuruKode soal 6. Puisi tentang adab terhadap orang tua dan guruJawabanhanya dengan etika,hanya bersama pelita,persembahan buat orang tua dan guru,tanpa rasa ragu,tak ada permata yang menandingimu 7. sebutkan adab terhadap orang tua dan guru​Jawaban-sopan-menghargai-menghormatiPenjelasanmaaf klo salah 8. Sebutkan 5 contoh adab anak patuh terhadap orang tua dan sebutkan 5 contoh adab murid patuh terhadap guruJawabanadab anak patuh terhadap orang tua-harus menghormati nya-harus mengerjakan apa yang di printahkan -sopan-tidak boleh membangkang-tidak boleh berbicara keraskasar kepada orang tuakepada guru-senyum-sapa -salam-sopan-santun 9. anak yang tidak beradab kepada orang tua tarmasuk anak yang​JawabandurhakaPenjelasansemoga membantumaaf kalo salahJawabanDurhakamaaf jiga salah semoga membantu 10. Ada yang tau adab kpd orang tua dan guru? adab kepada orangtua adalah adab yang mematuhi dan melaksanakan perintah dari orangtua . bisa berwujud nasihat/ajaran yang harus dilaksanakan..adab kepada guru adalah menghormati dan melaksanakan perintah dan ajaran yang telah dipelajari selama ini,– Seorang anak dilarang membentak, memarahi atau bersuara keras terhadap kedua orang tua. – Lebih bertambah umur kedua orang tua, hendaknya lebih diperhatikan oleh 1 Mendo’akan rahmat bagi keduanya 2 Memohon ampun atas dosa – dosa keduanya 3Melaksanakan janjinya yang belum dilaksanakan 4Menyambung shillaturrahmi kepada sahabat – sahabat orang tua. 11. pengertian adab terhadap guru dan orang tuaAdab terhadap guru dan orang tua adalah pola sikap/perilaku kita terhadap guru dan orang tua. Semoga Membantu 12. yang dimaksud dengan birrul walidain? setiap anak wajib menghormati orangtuanya? adab-adab terhadap orang tua! pengertian Guru!​Jawaban Walidain Arab بر الوالدين adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti berbuat baik kepada kedua orang tua. orang tua merupakan orang yang paling berjasa bagi kehidupan seseorang. Jasa kedua orang tua tidak dapat dibalas dengan harta atau materi membantah perkataan orang tua yang menyuruh dalam dengan orang tua dengan izin atau pamitan kepada orang tua ketika hendak keluar tangan kedua orang tau ketika baru tiba dirumah dan pada saat keluar dari melakukan perintah orang tua dalam hal adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. SEMOGA MEMBANTU. 13. menjelaskan pengertian adab kepada orang tua dan guruA. ADAB KEPADA ORANG TUAOrang tua merupakan orang yang secara jasmani menjadi asal keturunan anak, orang tua merupakan sosok yang paling dekat hubungannya dengan anaknya. Pengorbanan orang tua sungguh tiada tara, mereka mendidik kita dan menyerahkan hidupnya untuk keselamatan mengajarkan agar seorang anak untuk selalu menaati orang tuanya selama tidak bertentangan dengan agama. Dalam Al-Qur’an Allah sering mengiringkan perintah ta’at kepada-Nya diikuti dengan berbuat baik pada orang tua, karena merekalah tangan kedua setelah Allah. Sebagaimana Firman Allah swt. dalam surah An-Nisa’ ayat 36 sebagai berikut.Artinya “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu memperekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” QS. An-Nisa 436.Dalam ayat tersebutm dijelaskan bahwa kita diwajibkan beribadah kepada Allah swt., juga berbuat baik kepada orang tua. Terutama seorang Ibu yang secara khusus Allah menyebutkan betapa berat mendidik anaknya, sejak dalam kandungan, melahirkan, menyusui, serta mendidik ke tahap karena itu, ketika Rasulullah saw. ditanya, kepada siapa lebih awal berbuat baik? Beliau menjawab “kepada Ibumu, lalu Ibumu, dan Ibumu baru kemudian kepada bapakmu.”Selanjutnya Allah swt. memerintahkan bersyukurlah atas ni’mat iman dan ihsan serta bersyukurlah kepada orang tua mu atas ni’mat tarbiyyah pendidikan. Karena keduanya penyebab adanya kamu dan karena pendidikan mereka yang baik sehingga menjadi harus selalu berbuat baik kepada kedua orang, sebagaimana Firman Allah dalam surah Luqman ayat 14.Artinya “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu” QS. Luqman 3114.Dan yang harus menjadi pertimbangan adalah pendidikan dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya tidaklah hanya dua tahun. Sebagaimana tuntunan Al-Qur’an, pendidikan anak diberikan sampai sang anak dewasa, bahkan sampai sang anak berkeluarga, seorang ibu pun sering membimbing perlu diperhatikan, jika kedua orang tua membawa kita untuk kekufuran dan syirik kepada Allah swt., maka tidak perlu untuk di ta’ tetapi, tetaplah bergaul dalam urusan dunia baik dengan baik dan Ihsan sekalipun mereka musyrik. Karena kekufuran , mereka terhadap Allah, tidaklah menghilangkan kelelahannya dalam mendidik anak-anaknya, maka wajarlah jika Allah memerintahkan kita untuk merawat kedua orang tua kita pada masa tuanya ditunjukkan dalam firman Allah swt. QS. Al-Isra ayat 23 Dan Tuhanmu menetapkan bahwa janganlah kamu menyembah melainkan kepada-Nya dan berbuat baiklah kepada ibu bapak. Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa adab kepada orang tua yang masih hidup adalah sebagai berikut Jangan berkata kasar yang dapat menyakiti perasaan kedua orang baik, sopan dan santun kepada kedua orang tuaBertanggung jawab atas kehidupan dan kesejahteraannya di hari tuanyaMerendahkan diri di hadapan kedua orang membentak atau memarahi kedua orang tuaB. ADAB KEPADA GURUGuru merupakan orang tua kedua’ kita, merekalah yang berjasa dalam mendidik kita setelah orang tua, Ilmu yang kita peroleh saat ini tidak lepas dari peranan seorang guru, seseorang dapat membedakan baik dan buruk karena ilmu. Islam meletakkan ilmu di atas yang lainnya, dan Islam juga meninggikan derajat orang yang berilmu dibanding yang sabda Rasulullah saw. yang artinya “Umamah Al-Bahili berkata bahwasannya Rasulullah saw. bersabda “Kelebihan orang alim ulama atas ahli ibadah seperti kelebihanku atas orang yang paling rendah di antara kamu. Kemudian Baginda besabda lagi Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit dan bumi hingga semut dalam lubangnya serta ikan bersalawat berdoa untuk orang-orang yang mengejar kebaikan kepada manusia” HR. Imam Tirmidzi.Selain itu biasanya Orang tidak memiliki banyak waktu untuk mengajarkan berbagai macam ilmu kepada anaknya, maka dari itu peran guru adalah mengajarkan berbagai macam ilmu. Setelah hormat dan ta’at kepada orang tua, setiap muslim wajib hormat dan menghargai gurunya, karena gurunya merupakan orang yang perannya sangat penting dalam mendidik kita. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang siswa menghargai dan menghormati gurunya Sebagaimana diperintahkan dalam sabda Nabi Muhammad saw. orang-orangArtinya muliakanlah orang-orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu. HR. Abu Hasan. 14. Sebagai seorang anak, bagaimana adabkita terhadap orang tua?​Jawabanmenghormati dan patuh kepada orng tuaJawabanhormattidak melawan menaati aturan yang dibuat orang tuamembantu orang tuadllPenjelasansemoga membantu 15. Ringkasan "Adab Seorang Muslim Terhadap Orang Tua dan Guru"Jawaban menghormati orang tua, sopan,ramah mendengarkan nasehat orangtua, kalau dikasi tau orang tua dilarang berkata AH , contohnya ah males.. 16. hadits tentang adab anak terhadap orang tua​JawabanTidak meninggikan suara ketika berbicara dengan orang tua,sholeh terhadap orang tua Penjelasan 17. 1. apa manfaat yang akan diperoleh oleh orang-orang yang mencari ilmu? 2. Mengapa kesusesan seorang siswa adalah tergantung dari kesungguhan ia belajar dan sikap dia terhadap guru dan orang tua? 3. bagaimana adab seorang siswa terhadap guru? 4. Bagaimana adab seorang anak terhadap kedua orang tuanya dalam memperoleh ilmu pengetahuan?Jawaban1. mencari ilmu itu wajib bagi muslim dan muslimat, karena dengan ilmu kita dapat beribadah sesuai tuntunan agama, dengan ilmu kita bisa menjadi kholifah yang sesuai tujuan diciptakannya manusia. 18. pengertian adab terhadap orang tua dan guru?? Sopan santun kpda ortu dan grusopan santun,menghormati nya 19. mensimulasikan adab kepada orang tua dan guru KEPADA ORANG TUA Orang tua merupakan orang yang secara jasmani menjadi asal keturunan anak, orang tua merupakan sosok yang paling dekat hubungannya dengan anaknya. Pengorbanan orang tua sungguh tiada tara, mereka mendidik kita dan menyerahkan hidupnya untuk keselamatan anaknya. Islam mengajarkan agar seorang anak untuk selalu menaati orang tuanya selama tidak bertentangan dengan agama. Dalam Al-Qur’an Allah sering mengiringkan perintah ta’at kepada-Nya diikuti dengan berbuat baik pada orang tua, karena merekalah tangan kedua setelah Allah. Sebagaimana Firman Allah swt. dalam surah An-Nisa’ ayat 36 sebagai berikut. Artinya “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu memperekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” QS. An-Nisa 436. Dalam ayat tersebutm dijelaskan bahwa kita diwajibkan beribadah kepada Allah swt., juga berbuat baik kepada orang tua. Terutama seorang Ibu yang secara khusus Allah menyebutkan betapa berat mendidik anaknya, sejak dalam kandungan, melahirkan, menyusui, serta mendidik ke tahap selanjutnya. Oleh karena itu, ketika Rasulullah saw. ditanya, kepada siapa lebih awal berbuat baik? Beliau menjawab “kepada Ibumu, lalu Ibumu, dan Ibumu baru kemudian kepada ADAB KEPADA GURUguru merupakan orang tua kedua’ kita, merekalah yang berjasa dalam mendidik kita setelah orang tua, Ilmu yang kita peroleh saat ini tidak lepas dari peranan seorang guru, seseorang dapat membedakan baik dan buruk karena ilmu. Islam meletakkan ilmu di atas yang lainnya, dan Islam juga meninggikan derajat orang yang berilmu dibanding yang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya “Umamah Al-Bahili berkata bahwasannya Rasulullah saw. bersabda “Kelebihan orang alim ulama atas ahli ibadah seperti kelebihanku atas orang yang paling rendah di antara kamu. Kemudian Baginda besabda lagi Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit dan bumi hingga semut dalam lubangnya serta ikan bersalawat berdoa untuk orang-orang yang mengejar kebaikan kepada manusia” HR. Imam Tirmidzi. Selain itu biasanya Orang tidak memiliki banyak waktu untuk mengajarkan berbagai macam ilmu kepada anaknya, maka dari itu peran guru adalah mengajarkan berbagai macam ilmu. Setelah hormat dan ta’at kepada orang tua, setiap muslim wajib hormat dan menghargai gurunya, karena gurunya merupakan orang yang perannya sangat penting dalam mendidik kita. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang siswa menghargai dan menghormati gurunya 20. sebutkan hikmah beradab kepada orang tua dan guru dpt menentukan masa depan
Diantaraadab (selain adab kepada Allah dan Rasul-Nya) yang harus ditanamkan pada anak sejak dini adalah bagaimana menghormati orang yang lebih tua (termasuk gurunya) dan sesama temannya. Dari Ubadah bin Shomit radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak termasuk golongan kami seorang yang tidak
Setiap anak wajib hukumnya berbakti kepada kedua orang tua. Hal ini sesuai dengan perintah baik yang ada di dalam Al-Qur’an maupun hadits. Dalam berinteraksi dengan orang tua, anak harus memperhatikan rambu-rambu etika yang disebut adab. Menurut Imam al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444, sekurang-kurangnya ada tujuh adab anak kepada orang tua sebagai berikut آداب الولد مع والديه يسمع كلامهما، و يقوم لقيامهما، و يمتثل لأمرهما، ويلبى دعوتهما، ويخفض لهما جناح الذل من الرحمة ولا يبرمهما بالإلحاح، ولا يمن عليهما بالبر لهما، ولا بالقيام بأمرهما، ولاينظر إليهما شزرًا ولا يعصى لهما أمرًا. Artinya “Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga, dan tidak membangkang perintah mereka.”Baca juga Lima Adab Orang Tua kepada Anak Menurut Imam al-GhazaliDari kutipan di atas dapat diuraikan ketujuh adab anak kepada orang tua sebagai berikutPertama, mendengarkan kata-kata orang tua. Setiap kali orang tua berbicara, anak harus mendengarkan dengan baik terutama ketika orang tua berbicara serius memberikan nasihat. Jika anak bermaksud memotong pembicaraan, sebaiknya memohon ijin terlebih dahulu. Jika memotong saja sebaiknya meminta ijin, maka sangat tidak sopan ketika anak meminta orang tua berhenti berbicara hanya karena tidak menyukai nasihatnya. Kedua, berdiri ketika mereka berdiri. Bila orang tua berdiri, anak sebaiknya juga berdiri. Hal ini tidak hanya merupakan sopan santun, tetapi juga menunjukkan kesiapan anak memberikan bantuan sewaktu-waktu diperlukan, diminta atau tidak. Demikian pula jika orang tua duduk sebaiknya anak juga duduk kecuali sudah tidak tersedia kursi lagi yang bisa diduduki. Ketiga, mematuhi sesuai printah-perintah mereka. Apapun perintah orang tua anak harus patuh kecuali perintahnya bertentangan dengan syariat Allah SWT. Atau perintah itu melebihi batas kemampuannya untuk dilaksanakan. Jika terjadi seperti ini, seorang anak harus mencoba semampunya. Jika terpaksa harus menolak, maka cara menolaknya tetap harus dengan menjunjung kesopanan dengan memohon maaf dan memberikan alternatif lain yang sesuai dengan kemampuanya. Keempat, memenuhi panggilan mereka. Anak harus segera menjawab panggilan orang tua begitu mendengar suara orang tua memanggilnya. Dalam hal anak sedang melaksanakan shalat shalat sunnah, ia boleh membatalkan shalatnya untuk segera memenuhi panggilannya. Jika orang tua memanggil anak untuk pulang dan menemuinya, anak harus segera mengusahakannya begitu ada kesempatan tanpa menunda-nunda. Kelima, merendah kepada mereka dengan penuh sayang dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan. Seorang anak sealim dan sepintar apapun tetap harus ta’zim kepada orang tua. Ia harus menyayangi orang tua meskipun dahulu mungkin mereka kurang bisa memenuhi keinginan-keinginannya. Seorang anak harus mengerti keadaan orang tua baik yang menyangkut kekuatan fisik, kesehatan, keuangan, dan sebagainya sehingga tidak menuntut sesuatu yang di luar kemampuannya. Dengan cara seperti ini anak tidak menyusahkan orang tua. Keenam, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintahnya. Seorang anak harus selalu mengerti bahwa dahulu orang tua mengasuh dan membesarkannya tanpa kenal lelah dan selalu menyayangi. Untuk itu seorang anak harus selalu berusaha menyenangkan hati orang tua dengan melaksanakan apa yang menjadi perintahnya. Ketujuh, tidak memandang mereka dengan rasa curiga dan tidak membangkang perintah mereka. Seorang anak harus selalu berprasangka baik kepada orang tua. Jika memang ada sesuatu yang perlu ditanyakan, anak tentu boleh menanyakannya dengan kalimat pertanyaan yang baik dan tidak menunjukkan rasa curiga. Selain itu anak tidak boleh membangkang perintah-perintahnya sebab mematuhi orang tua hukumnya wajib. Ketujuh adab di atas adalah minimal dan harus diketahui dan dilaksanakan oleh anak. Semakin dewasa usia seorang anak, semakin besar tuntutan kepadanya untuk memperhatikan dan mengamalkan ketujuh adab itu. Intinya seorang anak tidak bebas bersikap apa saja kepada orang tua. Demikiamlah Imam al-Ghazali memberikan petunjuk tentang tujuh adab anak kepada orang tua untuk diamalkan dengan sebaik-baiknya. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdatul Ulama UNU Surakarta. .
  • g3sni29i3c.pages.dev/229
  • g3sni29i3c.pages.dev/221
  • g3sni29i3c.pages.dev/460
  • g3sni29i3c.pages.dev/272
  • g3sni29i3c.pages.dev/209
  • g3sni29i3c.pages.dev/69
  • g3sni29i3c.pages.dev/23
  • g3sni29i3c.pages.dev/23
  • adab orang tua terhadap guru anaknya